Minggu, 29 Mei 2011

Istanaku

Dahulu kala, hiduplah raja dan ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-foya dan menindas rakyat miskin. Raja dan Ratu ini mempunyai putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orangtua mereka itu. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna selalu menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang memerlukan bantuan.
Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana marah pada ayah bundanya, "Ayah dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan orang miskin?!"
Raja dan Ratu sangat marah mendengar perkataan putra mereka itu.
"Jangan mengatur orangtua! Karena kau telah berbuat salah, aku akan menghukummu. Pergilah dari istana ini!" usir Raja.
Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut. Justru Puteri Rauna yang tersentak, lalu menangis memohon kepada ayah bundamya, "Jangan, usir Kakak! Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi!"
Raja dan Ratu sedang naik pitam. Mereka membiarkan Puteri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Mereka mengembara. Menyamar menjadi orang biasa. Mengubah nama menjadi Kusmantoro dan Kusmantari. Mereka pun mencari guru untuk mendapat ilmu. Mereka ingin menggunakan ilmu itu untuk menyadarkan kedua orangtua mereka.
Keduanya sampai di sebuah gubug. Rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti itu dulu pernah menjadi guru kakek mereka. Mereka mencoba mengetuk pintu.
"Silakan masuk, Anak Muda," sambut kakek renta yang sudah tahu kalau mereka adalah cucu-cucu bekas muridnya. Namun kakek itu sengaja pura-pura tak tahu. Kusmantoro mengutarakan maksudnya, "Kami, kakak beradik yatim piatu. Kami ingin berguru pada Panembahan."
Kakek sakti bernama Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro. Namun karena kebijakannya, Panembahan Manraba menerima keduanya menjadi muridnya.
Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanya ternyata cukup berbakat. Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu.
Suatu malam Panembahan memanggil mereka berdua. "Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup kalian berguru di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan setelah kalian melaksanakan satu amalan."
"Amalan apa itu, Panembahan?" tanya Kusmantari.
"Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubug ini. Lalu berangkatlah menuju istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu, kedua orang tua mereka."
Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin penyamaran mereka terbuka.
"Dua kuntum melati itu berkhasiat menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan buruk mereka. Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berkhasiat jika disertai kejujuran hati," pesan Panembahan Manraba.
Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus terang kalau mereka adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya berkhasiat bila disertai dengan kejujuran.
Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan.
"Kami berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah karena tidak jujur kepada Panembahan selama ini."
Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua adalah Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Pulanglah. Ayah Bundamu menunggu di istana."
Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua orang tua mereka yang berbaring lemah itu.
Puteri Rauna lalu meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan. Kemudian diberikan pada ayah ibu mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran dan Puteri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati ajaib itu pada Panembahan. Dan menanamnya di taman mereka. Sehingga istana mereka dikenal dengan nama Istana Bunga. Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan.


OLEH Maulana Febriyansyah
kiriman: RINA YUNI EKAWATI

Resep Puding Coklat

Kemarin saat saya sedang blog walking seperti biasa. Saya menemukan resep kue yang kelihatannya lezat nih dan cara membuatnya pun mudah. Che Bella.. selamat mencoba :)

Bahan :
* 100 gr Coklat bubuk
* 1 1/2 ltr Susu segar
* 200 gr Gula pasir
* 2 bungkus Agar - agar bubuk putih
* 4 btr Kuning telur (kocok)



Cara Membuat :

* Larutkan coklat bubuk dengan sedikit susu.
* Masak sisa susu bersama dengan gula pasir dan agar - agar bubuk.
* Tambahkan larutan coklat kedalamnya, masak hingga mendidih.
* Ambil sedikit adonan susu tersebut dan tuang kedalam kocokan telur, aduk rata.
* Tuangkan kembali kedalam adonan susu, rebus hingga mendidih.
* Angkat dan aduk - aduk hingga uapnya hilang.
* Tuangkan kedalam cetakan yang sudah dibasahi air.
* Biarkan hingga mengeras, simpan dalam lemari pendingin.
* Sajikan puding dalam keadaan dingin..

Sabtu, 28 Mei 2011

hidupmu adalah sirkusmu JONES LOFLIN AND TODD MUSIG

Pernahkah terpikir bahwa Sirkus adalah gambaran alur kehidupan ? Diluar kesadaran, kehidupan manusia memiliki siklus yang dinamis dan selaras seperti Sirkus. Mengapa sirkus?
Pertunjukan sirkus yang hebat harus memiliki serangkaian babak atraksi yang berkesinambungan agar meraih kesuksesan yang sempurna. Secara alamiah, manusia terus menggali dan mencoba beragam cara untuk melewati berbagai tantangan.

Buku ini memberikan kiat-kiat penting bagi siapa saja dalam menjalani kehidupannya sehari-hari, baik ditempat kerja, didalam membangun keutuhan rumah-tangga, dan disetiap aspek kehidupan lainnya.
Dengan membaca buku ini juga dapat memberikan cara terbaik tentang bangaimana mengatur jalannya sirkus kehidupan Anda sediri, melakukan identifikasi dan menguasai pelajaran berharga yang berkenaan dengan prioritas urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sehingga kita menjadi lebih produktif dalam mencapai hasil yang lebih baik.

HIDUPMU ADALAH SIRKUSMU..

Surat Kecil Untuk Tuhan by Agnes Davonar

Seorang gadis remaja yang umurnya masih 13 tahun bernama Gita Sesa Wanda Cantika, biasa dipanggil Keke. Suatu pagi ia terbangun dengan mata memerah kemudian hidungnya pun berdarah. Ayah Keke lalu membawanya ke Dokter untuk diperiksa. Awalnya Keke pikir itu hanya flu biasa dan kelelahan sehabis mengikuti olahraga voley. Karena Keke adalah anak yang aktif di kelas 2 SMP.
Dokter mengatakan kepada ayah Keke bahwa putrinya menderita kanker rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak, yang hanya dapat bertahan selama lima hari bila tidak segera melakukan operasi. Ayah Keke tidak mau melihat salahsatu putri kesayangannya akan kehilangan sebagian wajah kirinya.
Hari-hari berlalu, wajah Keke mulai tumbuh gumpalan sebesar bola tennis dan semakin besar sebesar buah kelapa. Tak ingin melukai hati Keke, ayah Keke dan keluarganya merahasiakan kanker itu pada Keke. Keke menangis, tapi tak ada yang mau memberi tahu penyakit apa yang ada diwajahnya. Namun perlahan Keke mulai menyadari dirinya mempunyai penyakit yang tidak biasa. Tapi Keke menjalani hidupnya senormal mungkin, walau seorang anak kecil telah memanggilnya monster sekalipun dan ia sadar hidupnya tidak akan lama lagi.
Keke tetap memberikan senyum kepada siapapun dan menunjukan perjuangannya bahwa dengan kanker diwajahnya ia masih mampu berprestasi dan hidup normal di bangku sekolah.
Tuhan menunjukkan kebesaran hati dengan memberikan napas panjang pada Keke untuk lepas dari kanker itu sesaat. Keke dan keluarga serta sahabat-nya amat bahagia mendengar berita itu, bahwa perjuangannya melakukan berbagai pengobatan yang menyakitkan bisa membuahkan hasil. Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama.
Keberhasilan dokter Indonesia menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi pada Keke yang masih berumur 13 tahun ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat hampir semua dokter didunia bertanya-tanya.
Namun sekali lagi, itu hanya kebahagiaan sesaat. Suatu hari ia terbangun dengan sebuah benjolan lagi di wajahnya. Nafas Keke didunia ini semakin sempit. Keke tidak pernah marah kepada Tuhan. Ia bersyukur telah mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis lima hari, bertahan hingga tiga tahun lamanya.
Saat dokter telah menyerah pada kanker yang dideritanya. Ayah Keke berjuang keras untuk menyembuhkan Keke kembali dengan berbagai pengobatan. Namun jika Tuhan sudah berkehendak...
Sebelum menarik nafas terakhirnya, Keke menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan kesabaran hati, yang berharap semoga tidak ada lagi orang yang mengalami hal yang sama dengannya. Merasakan sakitnya kemoterapi yang membuat mahkota kepalanya habis dan rasa sakit saat semua keluarga dan sahabatnya menangisinya.

Andai aku bisa kembali
Aku ingin tidak ada tangisan
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada lagi hal yang sama terjadi padaku

Tuhan
Andai aku bisa memohon
Jangan ada tangisan dan duka didunia ini lagi
Tuhan Andai aku bisa menulis surat untukmu
Jangan pisahkan aku dari sahabat dan orang yang aku sayangi

Aku ingin menjadi dewasa seperti burung yang bisa terbang ketika ia dewasa
Aku ingin ayah melihat aku ketika aku memiliki lagi keindahan geraian rambut

Tuhan
Surat kecilku ini
Adalah permintaan terakhirku
Andai aku bisa kembali

Hidup Keke berakhir pada 25 Desember 2006, tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan Idul Fitri terakhir berdama keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan kisah Keke pun menjadi abadi.

Pesan Keke terhadap dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah rasa sayangnya Tuhan kepada kita. Semua langkah kehidupan harus dijalani dengan rasa syukur dan senyuman :')