Sabtu, 28 Mei 2011

Surat Kecil Untuk Tuhan by Agnes Davonar

Seorang gadis remaja yang umurnya masih 13 tahun bernama Gita Sesa Wanda Cantika, biasa dipanggil Keke. Suatu pagi ia terbangun dengan mata memerah kemudian hidungnya pun berdarah. Ayah Keke lalu membawanya ke Dokter untuk diperiksa. Awalnya Keke pikir itu hanya flu biasa dan kelelahan sehabis mengikuti olahraga voley. Karena Keke adalah anak yang aktif di kelas 2 SMP.
Dokter mengatakan kepada ayah Keke bahwa putrinya menderita kanker rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak, yang hanya dapat bertahan selama lima hari bila tidak segera melakukan operasi. Ayah Keke tidak mau melihat salahsatu putri kesayangannya akan kehilangan sebagian wajah kirinya.
Hari-hari berlalu, wajah Keke mulai tumbuh gumpalan sebesar bola tennis dan semakin besar sebesar buah kelapa. Tak ingin melukai hati Keke, ayah Keke dan keluarganya merahasiakan kanker itu pada Keke. Keke menangis, tapi tak ada yang mau memberi tahu penyakit apa yang ada diwajahnya. Namun perlahan Keke mulai menyadari dirinya mempunyai penyakit yang tidak biasa. Tapi Keke menjalani hidupnya senormal mungkin, walau seorang anak kecil telah memanggilnya monster sekalipun dan ia sadar hidupnya tidak akan lama lagi.
Keke tetap memberikan senyum kepada siapapun dan menunjukan perjuangannya bahwa dengan kanker diwajahnya ia masih mampu berprestasi dan hidup normal di bangku sekolah.
Tuhan menunjukkan kebesaran hati dengan memberikan napas panjang pada Keke untuk lepas dari kanker itu sesaat. Keke dan keluarga serta sahabat-nya amat bahagia mendengar berita itu, bahwa perjuangannya melakukan berbagai pengobatan yang menyakitkan bisa membuahkan hasil. Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama.
Keberhasilan dokter Indonesia menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi pada Keke yang masih berumur 13 tahun ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat hampir semua dokter didunia bertanya-tanya.
Namun sekali lagi, itu hanya kebahagiaan sesaat. Suatu hari ia terbangun dengan sebuah benjolan lagi di wajahnya. Nafas Keke didunia ini semakin sempit. Keke tidak pernah marah kepada Tuhan. Ia bersyukur telah mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis lima hari, bertahan hingga tiga tahun lamanya.
Saat dokter telah menyerah pada kanker yang dideritanya. Ayah Keke berjuang keras untuk menyembuhkan Keke kembali dengan berbagai pengobatan. Namun jika Tuhan sudah berkehendak...
Sebelum menarik nafas terakhirnya, Keke menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan kesabaran hati, yang berharap semoga tidak ada lagi orang yang mengalami hal yang sama dengannya. Merasakan sakitnya kemoterapi yang membuat mahkota kepalanya habis dan rasa sakit saat semua keluarga dan sahabatnya menangisinya.

Andai aku bisa kembali
Aku ingin tidak ada tangisan
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada lagi hal yang sama terjadi padaku

Tuhan
Andai aku bisa memohon
Jangan ada tangisan dan duka didunia ini lagi
Tuhan Andai aku bisa menulis surat untukmu
Jangan pisahkan aku dari sahabat dan orang yang aku sayangi

Aku ingin menjadi dewasa seperti burung yang bisa terbang ketika ia dewasa
Aku ingin ayah melihat aku ketika aku memiliki lagi keindahan geraian rambut

Tuhan
Surat kecilku ini
Adalah permintaan terakhirku
Andai aku bisa kembali

Hidup Keke berakhir pada 25 Desember 2006, tepat setelah ia menjalankan ibadah puasa dan Idul Fitri terakhir berdama keluarga dan sahabat-sahabatnya, dan kisah Keke pun menjadi abadi.

Pesan Keke terhadap dunia berhasil menyadarkan bahwa segala cobaan yang diberikan Tuhan adalah rasa sayangnya Tuhan kepada kita. Semua langkah kehidupan harus dijalani dengan rasa syukur dan senyuman :')

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar